Tuesday, August 8, 2006

Imam Mahdi as (1)

Imam Mahdi as (1)
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
The Approaching to Armagedoon
Archieve May 2005

Bismillah hirRohmanniRohim

Al-Mahdî alaihi salam

Pada zaman sekarang, banyak orang yang tidak percaya dengan kedatangan al-Mahdî al-Muntazhar (Juru Selamat yang Dinanti) di akhir zaman. Bagaimanapun, Nabi saw. telah memprediksi kemunculan al-Mahdî, dan menekankan kepastian kedatangannya kepada para sahabat. Karena ketidaktahuan mereka, sementara orang menegaskan bahwa al-Mahdî adalah konsep kaum Syiah, dan bukan bagian dari konsep keyakinan tradisional Suni.

Padahal, kedatangan al-Mahdî merupakan doktrin mapan dalam tradisi Suni dan Syiah, juga sebetulnya semua manusia. Menurut teks-teks keagamaan yang ada, ia adalah pemimpin masa depan bagi orang-orang beriman dan orang-orang baik di seluruh bangsa di dunia. Kedatangan al-Mahdî ditegaskan oleh banyak hadis sahih. Jadi, kaum muslim tak perlu ragu apakah al-Mahdî akan turun atau tidak, tetapi hendaklah menanti dan bersiap-siap menyongsong kedatangannya.

Karena tidak memiliki pendidikan agama yang memadai, banyak orang Islam dewasa ini yang tidak tahu banyak atau tidak tahu sama sekali tentang al-Mahdî. Ia orang yang memiliki kekuatan sangat besar, yang muncul menjelang Hari Kiamat. Nabi saw. berkata tentang al-Mahdî: Kalau umur dunia ini hanya tinggal satu hari, Allah akan memperpanjangnya hingga orang itu datang. Ia berasal dari keluargaku, namanya seperti namaku (Muhammad), dan nama ayahnya juga seperti nama ayahku (‘Abd Allâh). Ia akan memenuhi dunia dengan kesetaraan dan keadilan, yang sebelumnya dipenuhi dengan ketidakadilan dan penindasan.”

Hadis sangat sahih sehingga Ibn Taymiyyah dan al-Albânî sekalipun menerimanya. Nabi saw. bersabda bahwa seandainya umur dunia tinggal sehari, Allah akan memperpanjang nya untuk menunggu kedatangan al-Mahdî. Al-Mahdî datang untuk membasmi kejahatan dan menebar kedamaian di seluruh dunia. Orang-orang Islam dan Kristen akan mengetahui hal itu dan bersiap-siap menyambut kembalinya ‘Îsâ, tetapi banyak orang Islam yang tidak menyangka bahwa kedatangannya sudah dekat. Orang-orang Yahudi sedang menantikan Juru Selamat, orang-orang Kristen sedang menantikan ‘Îsâ, sementara orang-orang Islam sedang menantikan al-Mahdî dan ‘Îsâ.

Semua agama menggambarkan mereka sebagai manusia penyelamat dunia. Allah berfirman: Dan katakanlah, “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap.” Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (Q 17:81). Mereka tidak akan menggunakan senapan atau senjata, tetapi akan melancarkan gerakan spiritual dan semua orang beriman akan mengikuti mereka. Pada masa itu, orang-orang kafir akan bersekutu dengan Dajal dan membentuk pasukan setan. Al-Mahdî adalah seorang khalifah bagi semua orang Islam.

Dewasa ini, banyak orang yang menyerukan pembentukan kekhalifahan; Nabi saw. juga memperingatkan bahwa sebelum kedatangan al-Mahdî, akan muncul 40 khalifah palsu. Secara teoretis, setiap orang yang menyerukan kekhalifahan memang benar. Tetapi, kebanyakan tidak memahami makna sebenarnya dari “kekhalifahan” dan memandangnya sebagai gerakan politik atau “modernisasi” Islam. Kekhalifahan tidak lain adalah bagi al-Mahdî, yang merupakan salah satu keturunan Nabi dan mendapat dukungan Allah. Umm Salamah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Al-Mahdî berasal dari keluargaku, dari keturunan Fâthimah. ‘Alî ibn Abî Thâlib meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Al-Mahdî berasal dari ahlulbait. Allah akan mempersiapkannya dalam satu malam. Ia akan datang dengan tiba-tiba pada akhir zaman.

‘Abd Allâh ibn Mas‘ûd diriwayatkan pernah berkata, “Suatu hari kami sedang bersama Rasulullah, ketika beberapa pemuda dari Bani Hasyim menghampiri beliau. Ketika beliau melihat mereka, matanya basah dengan air mata, dan warna matanya berubah. Aku katakan, ‘Kami terus menyaksikan di wajahmu sesuatu yang tidak engkau sukai.’ Beliau berkata, ‘Sesungguhnya kami adalah ahlulbait, dan Allah telah memilihkan bagi kami kehidupan akhirat. Keluargaku akan tertimpa musibah besar, pengusiran dan penyerangan, setelah kepergianku hingga datang sekelompok orang dari arah timur dengan membawa bendera hitam. Mereka menuntut keadilan, tetapi tidak ada yang menanggapinya. Kemudian mereka berperang dan mereka akan menang.

Lalu tuntutan mereka dipenuhi. Tetapi, mereka tidak mau menerimanya hingga hak itu diserahkan kepada seorang laki-laki dari kalangan keluargaku yang akan memenuhi dunia dengan keadilan, yang sebelumnya penuh dengan kebatilan. Barang siapa hidup dalam situasi seperti itu, maka hendaklah ia menemuinya meskipun harus merangkak di dataran yang berselimut salju, karena dialah al-Mahdî.”

Dalam hadis yang luar biasa ini, Nabi saw. memprediksikan apa yang akan menimpa keluarga dan keturunannya. Beliau dengan akurat meramalkan bahwa ahlulbait akan menghadapi cobaan yang sangat hebat: mereka akan dibantai, menghadapi kesulitan besar, dan dikucilkan. Beliau memprediksi bahwa keluarganya akan menjadi pelarian, bersembunyi karena orang-orang hendak membunuh mereka. “Hingga dari arah timur,” dan Nabi saw. menunjuk arah timur, “datang sekelompok orang dengan membawa bendera hitam. Mereka akan menuntut tindakan baik dan keadilan. Mereka tidak akan ditanggapi.

Kemudian mereka berperang dan menang. Akhirnya tuntutan mereka dipenuhi, namun saat itu mereka tidak mau menerimanya.” Hadis lainnya mengisyaratkan bahwa bendera hitam yang datang dari arah Khurasan menandai kemunculan al-Mahdî. Khurasan saat ini berada di wilayah Iran, dan beberapa ulama mengatakan bahwa hadis ini mengandung arti bahwa ketika bendera hitam itu muncul dari Asia Tengah, yaitu arah Khurasan, al-Mahdî akan tak lama lagi muncul. Tsawbân meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Jika kalian bertemu dengannya, pergilah dan bergabunglah dengannya, meskipun jika kalian harus merangkak di atas salju, karena ia khalifah Allah, al-Mahdî.

Hadis ini menunjukkan bahwa pengetahuan Nabi menjangkau hingga negeri bercuaca dingin, negeri yang bersalju, yang tak dikenal oleh orang-orang Arab. Hadis itu juga menunjukkan bahwa pesan Islam akan mencapai daerah-daerah yang sangat jauh. Umm Salamah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Percekcokan akan terjadi setelah wafatnya seorang khalifah. Seorang laki-laki dari Madinah akan datang ke Mekah. Beberapa orang Mekah akan mendatanginya dan membawanya keluar dari kota Mekah secara paksa, kemudian mereka mengemukakan sumpah setia di antara sudut Ka‘bah dan Maqam Ibrahim. Sejumlah tentara kemudian dikirim dari Syam untuk menghadapi mereka, tetapi tentara tersebut akan disapu habis di gurun pasir antara Mekah dan Madinah.

Ketika orang-orang menyaksikan hal itu, abdâl dari Syam dan orang-orang terbaik di Irak akan mendatanginya dan menyatakan janji setia kepadanya di antara sudut Ka‘bah dan Maqam Ibrahim. Kemudian datang seorang laki-laki Quraysy yang pamannya berasal dari suku Kalb. Ia mengirimkan pasukan untuk menghadapi mereka. Mereka (al-Mahdî dan orang-orang beriman) akan menghancurkan pasukan itu dan mengalahkannya, dan ia akan membagikan pampasan perang di antara mereka. Ia akan menegakkan dan melaksanakan sunah Nabi di antara mereka. Islam akan tersebar ke seluruh dunia. Ia akan hidup selama tujuh tahun bersama mereka. Kemudian ia meninggal dan orang-orang Islam akan menyalatinya.”

Abû Sa‘îd al-Khudrî meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Pada akhir zaman akan muncul al-Mahdî. Allah akan memberinya kekuatan atas langit dan hujan, dan bumi akan mengeluarkan tumbuhannya. Ia akan menyebarkan kekayaan sebanyak-banyaknya, binatang ternak akan berkembang biak dengan pesat, dan umat Islam akan bertambah banyak dan mulia. Ia akan hidup selama tujuh atau delapan tahun …”

Pada saat itu, Allah akan membuka pintu langit, mengubah gurun pasir menjadi laksana surga bagi al-Mahdî dengan cara memperbanyak curah hujan. Dalam hadis lain, Abû Hurayrah meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: Kiamat tidak akan tiba hingga kekayaan sangat berlimpah di tengah-tengah kalian, dan terus mengalir hingga seseorang yang hendak mengeluarkan zakatnya kepada orang yang membutuhkan tidak akan menemukan orang yang mau menerimanya; dan hingga daratan Arab dipenuhi dengan luapan sungai untuk kedua kalinya. Dengan kedatangan al-Mahdî, Allah akan memberikan curahan rahmat-Nya, baik berupa curah hujan yang tinggi atau siraman rohani yang berlimpah.

Lalu, bumi akan mengeluarkan kemampuan maksimalnya dalam menghasilkan tetumbuhan. Beberapa hadis menjelaskan bahwa bumi akan menghasilkan semangka yang sangat kokoh sehingga ia tak lagi berbuah di atas tanah, tetapi menggantung di batang pohon. Al-Mahdî akan menyebarkan uang dalam jumlah yang besar, dan hewan ternak akan berkembang biak dengan pesat. Saat-saat itu akan menjadi zaman keemasan, zaman terbaik umat Islam. Ia akan hidup selama tujuh atau delapan tahun, dan ketika ia meninggal dunia, ‘Îsâ akan menjadi imam untuk menyalati jenazahnya. Ibn Katsîr berkata, “Saya pikir kemunculan al-Mahdî akan terjadi sebelum ‘Îsâ ibn Maryam turun ke bumi seperti yang ditunjukkan dalam hadis berikut.” Nabi saw. berkata: Apa yang hendak kalian lakukan jika ‘Îsâ ibn Maryam datang dan al-Mahdî berada di tengah-tengah kalian (sedang memimpin salat)?

Wa min Allah at Taufiq

Dikutip dari
Arief Hamdani

No comments: