Friday, March 3, 2006

Kesepakatan dalam Mengasuh Anak

Kesepakatan dalam Mengasuh Anak
Hajjah Naziha Adil

Tanya : Ibu Hajjah, meskipun saya seorang yang berpendidikan dan sebelumnya berpenghasilan tinggi, namun ketika saya mempunyai anak, saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan mengasuh mereka di rumah. Kami mempunyai dua anak dan sedang mengandung lagi saat ini. Masalah saya adalah suami dan saya tidak sepakat dalam hal pengasuhan anak. Misalnya ketika saya mengajari mereka disiplin, namun saat suami saya pulang dia mengatakan pada anak-anak hal-hal yang sangat berlawanan sehingga membuat saya tampak tidak baik di hadapan mereka. Ketika saya mencoba mendiskusikan masalah ini padanya, suami saya tertawa dan mengabaikan kekhawatiran saya. Saya sangat frustasi dengan tingkahnya dan sedikit sekali rasa hormat pada saya. Bisakah Anda memberi nasihat?

Hj. Naziha Adil : Sebuah hadist mengatakan : Surga di telapak kaki ibu. Hadist lain mengingatkan kita bahwa yang pertama dihormati adalah ibu, ibu, ibu dan kemudian ayah. Ada baiknya bagi suami Anda untuk tidak meremehkan dan menertawakan Anda, karena hal itu ibarat mempermalukan ibu atau saudara perempuannya sendiri. Apalagi Anda adalah ibu dari anak-anaknya. Jika dia menertawakan Anda di depan mereka, maka yang terjadi adalah hilangnya rasa hormat pada Anda. Ini juga memberi pesan yang buruk bahwa Anda tidak berkompeten dalam mengasuh mereka. Jika suami Anda melihat sesuatu yang tidak dia setujui, lebih baik Anda berdua membicarakannya namun bukan di depan anak-anak. Apa yang dirasakan suami Anda bila seseorang mempermalukannya di hadapan orang-orang yang dia pimpin? Ibu adalah orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya bersama anak-anak, maka dialah yang utama dalam mendisiplinkan mereka. Untuk itu, suami anda dan seluruh anggota keluarga termasuk ipar-ipar seharusnya menghormati dan mendukung peran Anda dalam tugas ini. Anak-anak mungkin terbiasa lari pada ayah atau kakek-neneknya untuk mengeluhkan perbuatan-perbuatan ibunya. Mereka seharusnya tidak menyambut baik kebiasaan ini. Bahkan seharusnya, tugas ayah untuk mendorong anak-anak - bahwa Andalah yang berwenang di dalam rumah, di mana anak-anak harus mendengar apa kata Anda. Anda dan suami adalah mitra. Suami Anda bekerja di luar rumah dan Anda tinggal di rumah, setiap pekerjaan adalah untuk mendukung kehidupan keluarga yang lebih baik. Bagaimana dia menanggapi peran Anda adalah masalah saling menghormati dan tidak seharusnya diambil alih pelan-pelan. Melanjutkan ketidak hormatan itu adalah potensi untuk menghancurkan pernikahan. Semoga Allah memberkahi Anda dan suami dengan kearifan dan kemauan untuk duduk berdiskusi guna menyelesaikan masalah ini.

No comments: