Tuesday, July 17, 2007

Puasa Sunnah

Syah Naqsyband qs menjalani sebagian besar hari-harinya dengan berpuasa. Jika seorang tamu mendatanginya dan beliau mempunyai sesuatu yang bisa ditawarkan kepadanya, maka beliau akan duduk menemaninya, membatalkan puasanya dan makan bersamanya. Beliau berkata kepada para pengikutnya bahwa para Sahabat Rasulullah saw biasa melakukan hal yang sama. Syekh Abul Hasan al-Kharqani qs berkata dalam bukunya, Prinsip-Prinsip Thariqat dan Prinsip-Prinsip dalam Meraih Makrifat,

Jagalah keharmonisan dengan para sahabat, tetapi tidak dalam berbuat dosa. Ini berarti bahwa jika engkau sedang berpuasa, lalu ada seseorang yang berkunjung sebagai teman, maka engkau harus duduk bersamanya dan makan bersamanya demi menjaga adab dalam berteman dengannya. Salah satu prinsip dalam puasa, atau ibadah lainnya adalah menyembunyikan apa yang dilakukan oleh seseorang. Jika seseorang membukanya, misalnya dengan berkata kepada tamunya bahwa dia sedang berpuasa, maka kebanggaan bisa masuk ke dalam dirinya sehingga menghancurkan puasanya. Inilah alasan di balik prinsip tersebut.

Suatu hari beliau dihadiahi seekor ikan yang telah dimasak. Di sekitarnya terdapat banyak orang miskin, di antara mereka terdapat seorang anak yang sangat saleh dan sedang berpuasa.

Syah Naqsyband qs memberikan ikan itu kepada orang-orang miskin dan mengatakan kepada mereka, “Silakan duduk dan makan,” demikian pula kepada anak yang sedang berpuasa itu, “Duduk dan makanlah.” Anak itu menolak. Beliau berkata lagi, “Batalkan puasamu dan makanlah,“ lagi-lagi anak itu menolak. Beliau bertanya kepadanya, “Bagaimana jika Aku memberimu salah satu di antara hari-hariku di bulan Ramadan? Maukah engkau duduk dan makan?” Sekali lagi dia menolak. Beliau berkata kepadanya, “Bagaimana jika Aku memberimu seluruh Ramadanku?” Namun masih saja dia menolak. Beliau berkata, “Bayazid al-Bistami qs pernah suatu kali dibebani orang sepertimu.” Sejak saat itu anak itu terlihat berpaling untuk mengejar kehidupan duniawi. Dia tidak pernah berpuasa dan tidak pernah beribadah lagi.

Insiden yang dirujuk oleh Syah Naqsyband qs terjadi ketika Syekh Abu Turab an-Naqsybandi qs mengunjungi Bayazid al-Bistami qs. Pelayan beliau menawarkan makanan. Abu Turab qs berkata kepada pelayan itu, “Datanglah ke sini, duduk dan makan bersamaku.” Pelayan itu menolak, “Tidak, Aku sedang berpuasa.” Beliau berkata, “Makanlah, dan Allah swt akan memberimu pahala puasa selama satu tahun.” Dia tetap menolak. Beliau berkata lagi, “Ayo makan, Aku akan berdoa kepada Allah swt agar Dia memberimu pahala dua tahun puasa.” Kemudian Hadrat Bayazid qs berkata, “Tinggalkan dia. Allah swt tidak lagi memeliharanya.” Hari-hari berikutnya kehidupannya semakin buruk dan dia menjadi seorang pencuri.

No comments: