Bulan Suci Rajab Kendalikan Egomu
Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani
dalam Mercy Oceans Secrets of the Heart
dari www.mevlanasufi.blogspot.com archieve Juni 2004
Bismillah hirRohman nirRohim
Jika seseorang selalu mendapat dukungan, dia akan selalu berhasil. Semua yang hadir di sini memperoleh dukungan itu. Jika tidak, kalian tidak mungkin berada dalam asosiasi ini. Mengapa kalian datang? Kalian mungkin akan pergi seperti yang lain karena merasa senang dengan kehidupan materialistik dan berbagai kesenangan lainnya. Tetapi cahaya dalam hati membimbing kalian untuk datang ke sini. Jika tidak ada yang mendukung, tidak ada gunanya kita berpakaian merah dan hitam dan mengenakan turban siang dan malam. Hal yang paling penting adalah ‘inayatullah’, dukungan Allah. Jika kita tidak memilikinya, kita tidak akan bisa meraih sesuatu.
Sebentar lagi akan datang satu bulan yang sangat penting dalam kalender Islam, yaitu bulan Rajab al-Haram yang keramat. Rajab terpisah dengan ketiga bulan lainnya yang dikategorikan haram oleh Allah, yaitu: Dzul Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram. Dia juga membuka rentetan tiga bulan suci yang klimaksnya terjadi di bulan Ramadhan, yaitu: Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Selama tiga bulan ini setiap orang harus mempersiapkan diri dan menjaga dirinya sebaik-baiknya, menjauhkan diri dari perilaku buruk dan segala dosa. Rasulullah saw bersabda, “Rajab syahrullah wa sya’banu syahri wa ramadhaanu syahru ummati.” “Rajab adalah bulan Allah , Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummatku.”
Allah memberi kalian 12 bulan dalam setahun, 11 bulan milikmu dan 1 bulan lagi milik Allah . Pahala apa yang akan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya di bulan ini? Tidak ada yang mengetahuinya, bahkan seluruh Rasul pun tidak. Pekerjaan Rasul dan seluruh malaikat berhenti di bulan Rajab. Mereka tidak diperkenankan untuk mengetahui apa yang akan diberikan Allah kepada ummat mereka. Semuanya berada di bawah Kekuasaan Allah . Di bulan kedua, Sya’ban, tidak ada yang diperkenankan untuk mengetahui ganjaran yang akan diberikan oleh Rasulullah kepada ummatnya kecuali Allah dan Rasulullah saw sendiri.
Apa yang terakumulasi di bulan Rajab dan Sya’ban akan dituliskan untuk kalian dan setiap orang akan mengetahuinya di bulan Ramadhan, itulah sebabnya mengapa Ramadhan disebut bulan ummat. Oleh karenanya dalam thariqat, ketiga bulan ini merupakan bulan yang sangat penting. Di bulan Rajab, Rasulullah saw mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj. Setiap orang harus menjaga dirinya di bulan ini. Hindari segala perilaku dan sikap yang buruk. Hari yang paling penting dalam setahun adalah hari pertama di bulan Allah I. Semua khalwat dimulai di awal bulan ini. Khalwat terpenting yang dilakukan oleh seorang Guru Sufi dalam hidupnya selalu dilaksanakan di bulan ini. Ini adalah bulan yang suci.
Jika kalian melakukan sesuatu yang lebih (untuk Allah I) di bulan ini, kalian akan dibalas dengan pahala yang tidak diketahui seorang pun. Di bulan itu, Samudra Rahmat Ilahi, Samudra Cinta, dan Pahala-Nya akan dibukakan untuk seluruh ummat dan hamba-Nya. Seluruh Awliya menanti apa pahala yang akan diberikan Allah kepada ummat manusia di tahun ini. Seluruh Awliya di planet ini, dari Timur ke Barat, dan Utara ke Selatan berharap dapat menyaksikan apa yang terjadi di dunia selama ketiga bulan ini. Oleh sebab itu setiap orang harus mengisi bulan ini dengan sebaik-baiknya.
Perhatikanlah rahmat Allah yang turun di bulan ini. Jika kalian melakukan kesalahan, jangan melarikan diri, tetapi datanglah kepada Tuhanmu karena Dia akan mengampunimu. Ini sangat penting karena tidak seorang pun yang tahu apa yang akan diberikan Allah kepada hamba-Nya—bahkan kedua malaikat yang ditugaskan untuk mencatat seluruh amal perbuatan di pundak manusia juga tidak mengetahuinya. Di bulan ini segalanya berasal dari Allah dan tidak ada yang tahu balasan Allah atas setiap perbuatan terkecil dalam rangka ibadah kepada-Nya.Di masa Rasulullah, hidup seseorang perampok jalanan yang bernama Qowd [?] al-‘Abbas [?]. Di malam hari dia pergi ke jalan dan bila menemukan seseorang yang berjalan sendirian, dia akan menangkap dan merampoknya, kadang-kadang dia melukai dan membunuhnya, setelah itu dia kembali lagi ke rumahnya. Tidak seorang pun sanggup menangkapnya.
Rasulullah saw pernah mengutuk orang ini dengan mengatakan bahwa dia adalah orang yang sangat jahat, sehingga bila dia meninggal, beliau tidak akan menshalatkan dan menguburkannya di pemakaman Muslim. Beberapa tahun kemudian orang itu meninggal dunia. Dia mempunyai seorang anak perempuan tetapi tidak ada orang lain yang bisa mengurus jasadnya. Karena Rasulullah telah mengutuknya, maka anak itu membawa tubuh ayahnya di sepanjang jalan di Madinah dan melemparkannya ke dalam sumur yang kering. Beberapa saat kemudian Allah berfirman kepada Rasulullah, “Ya Habibi ya Muhammad! Wahai Rasulku yang tercinta, hari ini salah satu waliku meninggal dunia. Engkau harus pergi memandikan dan membersihkan nya, lalu mengkafani, menshalatkan dan menguburkannya. Rasulullah menjadi heran karena selama hidupnya orang itu telah dikutuknya, tetapi sekarang ketika dia meninggal, Allah mengatakan bahwa dia adalah seorang Wali. Bagaimana mungkin? Tetapi tak seorang pun yang bisa menggugat Pengetahuan Allah , bahkan Rasulullah pun tidak.
Jika Allah ingin menjadikan seorang perampok sebagai Wali, tak ada yang bisa mengatakan ‘mengapa?’ Semua harus menerimanya. Itulah sebabnya, menurut ajaran Sufi dan ajaran thariqat Naqsybandi, kalian harus memandang orang lain lebih baik dari dirimu. Kalian tidak akan tahu bila Allah akan menaikkan derajat seseorang lebih tinggi daripada derajat kalian—siapa yang tahu? Tak seorang pun yang tahu, oleh sebab itu tidak seorang pun yang bisa ikut campur. Jangan memandang rendah kepada seseorang seolah-olah kalian lebih superior dibandingkan mereka. Kalian tidak tahu apakah orang itu dalam pandangan Allah adalah seorang Wali atau bukan. Siapa tahu? Tempatkanlah selalu orang lain di tingkat yang lebih tinggi, tunjukkan rasa hormat kepada mereka dan bersikaplah rendah hati kepada mereka. Jangan tunjukkan ego dan membanggakan diri.
Rahmat Ilahi begitu besar sehingga kalian dilarang untuk melihat apa pun yang dilakukan oleh orang di luar sana dan menyebut mereka gila, atau mengkritik perilaku buruk mereka. Biarkanlah mereka, Allah yang akan menilai tindakan mereka. Lihatlah dirimu sendiri, berlakulah dengan baik, jangat turut campur dalam urusan orang lain. Itu bukan urusanmu. Tugas kalian adalah mengurus diri kalian sendiri. Perbaiki diri kalian, tinggalkan orang lain kepada Tuhannya. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka. Ini adalah suatu pemahaman dan ajaran yang benar dalam Sufisme, yaitu meninggalkan setiap orang kepada Tuhannya, dan hanya berurusan dengan dirimu sendiri.
Jika kalian mengajari ego kalian agar tidak mencampuri urusan orang lain, maka kalian akan merasakan hidup dalam kebahagiaan, karena ketika kalian melihat orang lain, kalian hanya melihatnya sebagai hamba dari Tuhan yang sama dengan kalian, oleh sebab itu kadang-kadang Tuhan akan mengampuni apa yang mereka lakukan. Jangan berkata, “Hei, kalian melakukan perbuatan yang buruk, minum-minum, bermain wanita, mengerjakan ini itu…. Biarkan orang itu berurusan dengan Tuhannya. Ajarilah orang-orang secara umum. Jangan memojokkan seseorang dan jadilah lebih spesifik.
Allah berfirman kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, pergilah, dan bersihkan dirinya.” Dengan segera Rasulullah memanggil Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq dan berkata, “Wahai Abu Bakar, kita harus segera pergi dan menjemput orang itu.” Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, engkau pernah berkata bahwa engkau tidak akan menguburkannya di pemakaman Muslim karena dia bukan seorang Muslim!”
Rasulullah bersabda, “Tidak! Dia bukan Muslim yang biasa. Allah berfirman kepadaku bahwa dia adalah seorang Wali!” Apa yang dilakukan perampok itu selama hidupnya sehingga dia menjadi seorang Wali? Padahal selama hidupnya pekerjaannya adalah membunuh, merampok, dan mencuri. Rasulullah pergi menuju sumur itu dan dengan tangannya sendiri, beliau mengeluarkan tubuh orang itu, kemudian membawanya ke rumahnya bersama para sahabat. Beliau membersihkan tubuhnya, memandikan dan mengkafaninya, kemudian menshalatkan dan membawanya dari Masjid Rasulullah ke Jannat ul-Baqi’ yang berjarak sekitar 15 menit bila berjalan kaki. Namun pada saat itu dibutuhkan waktu lebih dari dua jam untuk memindahkan tubuhnya ke sana.
Seluruh sahabat merasa heran melihat cara Rasulullah berjalan. Dengan tangannya sendiri Rasulullah telah membersihkan, memandikan dan menshalatkannya, dan sekarang beliau membawa orang itu ke kuburnya dengan kaki yang berjingkat. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah! Mengapa engkau berjalan dengan kaki berjingkat?” Beliau menjawab, “Allah telah memerintahkan seluruh Wali dari Timur ke Barat, dan seluruh malaikat dari ketujuh surga, serta semua makhluk spiritual untuk hadir di sini dan mengikuti Wali itu sehingga jalan dipenuhi mereka dan sulit bagiku untuk mencari tempat untuk menginjakkan kakiku. Dalam hidupku, tidak pernah Aku sekaget ini.”
Setelah mereka menguburkannya, Rasulullah tidak berbicara lagi kepada orang-orang melainkan langsung pulang ke rumahnya dengan tubuh yang gemetar dan menggigil. Di rumahnya beliau duduk bersama Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq y, bertanya kepada dirinya sendiri apa yang telah dilakukan Wali itu, selama hidupnya dia adalah seorang perampok, namun ketika meninggal dia mendapat kemuliaan sangat tinggi dari Allah .
Sayyidina Abu Bakar berkata, “Ya Rasulullah , Aku merasa malu untuk bertanya tentang apa yang Aku saksikan pada hari ini, sungguh membingungkan.” Rasulullah menjawab, “Ya Abu Bakar, Aku bahkan lebih kaget daripada engkau, dan sekarang Aku menunggu kedatangan Jibril untuk memberi keterangan tentang kejadian ini.” Ketika Jibril datang, Rasulullah berkata, “Ya Jibril, ada apa?” Jibril menjawab, “Wahai Rasulullah jangan bertanya kepadaku. Aku sendiri bingung! Namun demikian tidak perlu bingung, Allah dapat melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya dan Dia memerintahkan engkau untuk bertanya kepada anak perempuannya.”
Bersama Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq y, Rasulullah segera mendatangi rumah perampok itu. Dewasa ini para menteri dan sekretarisnya—tidak, bahkan seorang manager di sebuah perusahaan pun memperlakukan seseorang seolah-olah mereka pengemis di depan pintu rumahnya. Mereka tidak menunjukkan rasa hormat atau kerendahan hati. Rasulullah tanpa mempedulikan kekuatan dan statusnya sebagai orang yang sempurna, kekasih Allah, dengan rendah hati pergi ke rumah Wali itu dan bertanya kepada anak perempuannya apa yang dilakukan ayahnya selama hidupnya, “Wahai anakku, tolong ceritakan bagaimana ayahmu menjalani hidupnya.” Dia menjawab, “Ya Rasulullah , Aku sangat malu kepadamu, apa yang akan kuceritakan kepadamu? Dia adalah seorang pembunuh dan perampok.
Aku tidak pernah melihatnya melakukan suatu kebajikan. Dia merampok dan mencuri siang dan malam, kecuali dalam satu bulan. Ketika bulan itu datang dia akan berkata, ‘Ini adalah bulannya Allah ,’ karena dia pernah mendengar engkau bersabda, ‘Rajab adalah bulan Allah , Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan ummat.’ Dia berkata, ‘Aku tidak peduli dengan bulan Rasulullah atau pun bulan ummat, Aku hanya peduli pada bulan Tuhanku. Oleh sebab itu Aku akan duduk di kamarku, menutupnya, dan melakukan khalwat di bulan ini.’”
Rasulullah bertanya kepadanya, “Khalwat macam apa yang dia lakukan?” Dia berkata kepadanya, “Wahai Rasulullah, suatu hari dia sedang berada di jalan untuk mencari orang yang akan dirampok dan dia menemukan seorang yang berusia 70 atau 80 tahun. Dia memukulnya sehingga orang itu tidak sadarkan diri, dan merampoknya, dia menemukan segulungan kertas kecil dari orang itu. Dia membukanya dan menemukan sebuah do’a di dalamnya, dia sangat senang dengan do’a itu. Setiap tahun ketika bulan Rajab tiba, bulannya Allah, ayahku duduk dan membaca do’a itu sepanjang siang dan malam, sambil menangis dia membaca do’a itu, kecuali ketika dia mau makan atau berwudhu. Setelah bulan itu berlalu, dia bangkit lagi dan berkata, ‘Bulan Allah telah berakhir sekarang giliran kesenanganku.’ Dia kembali merampok dan membunuh selama 11 bulan kemudian.”
Do’a yang biasa dibaca oleh orang itu adalah do’a yang sangat penting dan setiap orang dianjurkan untuk membacanya sebanyak 3 kali sehari selama bulan Rajab. Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa do’a ini akan membersihkan dirimu dari seluruh dosa dan menjadikan kalian sebagai orang yang suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan. Do’a itu adalah do’a yang sangat populer di kalangan Sufi. Ketika Rasulullah e meminta anak itu membawakan kertas yang berisi do’a itu, beliau menciumnya dan menggosokkannya ke tubuhnya. Jangan tinggalkan do’a itu tetapi bacalah selalu di bulan yang akan datang ini, insya Allah, Allah akan memberimu, tergantung pada niatmu.
Allah berfirman kepada Rasulullah e, “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, orang itu datang dan bertaubat kepada-Ku di bulan yang paling penting dalam setahun. Untuk itu, karena dia telah mengorbankan satu bulan untuk-Ku, maka Aku mengampuni semua kesalahannya dan Aku ubah semua dosanya menjadi amal baik. Karena dia mempunyai dosa yang begitu banyak, maka sekarang dia mempunyai amal yang banyak sekali, bahkan terlalu banyak sehingga menjadikannya seorang Wali besar.” Karena satu do’a, Allah I membuat seseorang yang tidak pernah beribadah selama hidupnya menjadi seorang Wali.
Bagaimana dengan kalian, orang-orang yang berperilaku baik, yang beribadah kepada Tuhan sebagaimana layaknya, datang ke dalam suatu majelis untuk mendengar (ceramah)? Kalian mempunyai Tuhan Yang Maha Pemurah, Tuhan Yang penuh Cinta, bagaimana menurut kalian, Apa yang akan Dia berikan sebagai ganjaran kepadamu? Apakah kalian pikir Dia akan meninggalkanmu?
Untuk setiap langkah yang kalian gunakan menuju suatu majelis, Allah I akan menghapus satu dosa dan memberi 10 pahala. Siapa pun yang datang dari jarak 2 jam perjalanan, hitunglah berapa banyak langkahnya menuju ke sini. Jangan tinggalkan asosiasi semacam ini, sebab kalian tidak akan mendapat ganjaran semacam itu ketika kalian beribadah, shalat 5 waktu adalah kewajibanmu, tetapi asosiasi semacam ini bukanlah kewajiban, tetapi sukarela. Oleh sebab itu jika kalian datang, kalian akan diberi ganjaran yang melimpah. Itulah sebabnya asosiasi ini sangat penting. Asosiasi ini bisa menunjukkan kalian jalan singkat menuju Kehadirat Ilahi, dan jalan terpendek meraih realitas kalian.
Dengan sedikit latihan membaca apa yang biasa dibaca oleh para Wali, kalian akan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Jangan datang ke Sisi-Nya dengan mengendarai keledai. Datanglah dengan roket, kalian akan mencapainya dengan cepat. Ego kalian adalah keledai. Jangan ikuti ego kalian. Tinggalkan dia, karena dia tidak akan membawamu ke mana-mana melainkan dalam gerakan lambat. Roh akan bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Mengapa? Karena roh adalah sesuatu yang berhubungan dengan Allah I. Cahaya itu berasal dari Allah. Perhatikan kecepatan cahaya yang mencapai 300.000 kilometer per detik. Menurut kalian apakah kecepatan roh lebih lambat atau lebih cepat daripada cahaya? Jelas dia lebih cepat.
Kalian menggunakan akal kalian dengan kecepatan yang sangat tinggi, bagaimana dengan hati kalian? Sekarang orang berusaha agar sampai lebih cepat di segala tempat di muka bumi dengan menggunakan pesawat. Bagaimana dengan pesawat dalam hati kalian? Apa pun tempat yang kalian pikirkan, kalian akan tiba di sana dalam sekejap bila kalian mengetahui cara menggunakan kekuatan spiritual. Para Wali dapat berada di mana saja dalam waktu yang mereka inginkan. Mereka dapat berada di sini, dan dalam beberapa detik mereka sudah berada di China, Rusia, atau di bulan atau di matahari atau di surga yang pertama, dengan menggunakan kekuatan roh. Jangan meremehkan apa yang telah diciptakan oleh Tuhan dalam dirimu dan dalam diri setiap manusia. Tidak ada yang dapat mengerti bagaimana mekanisme roh bekerja.
Mengapa orang meninggal dunia seketika pada saat seseorang menembakkan peluru kepadanya? Siapa yang membawa pergi rahasia itu? Mengapa orang meninggal dunia bila sakitnya sangat parah? Roh selalu berusaha untuk melarikan diri dan membebaskan diri dari sangkar tubuhnya. Bila dia menemukan jalan, dia akan melarikan diri dan kembali ke asalnya. Bila kalian dengan kekuatan kalian dapat mengendalikan ego dan membebaskan rohmu, pada saat itu kalian akan bisa mengontrol kekuatan roh sehingga dia tidak dapat melarikan diri. Pada saat itu kalian dapat melakukan suatu keajaiban dengan roh kalian.
Beberapa waktu yang lalu, di mana-mana kalian dapat menemukan para Wali yang menggunakan kekuatan spiritualnya yang tidak bisa ditiru di masa sekarang. Ada Wali yang dapat menggunakan sabuknya untuk memanggil orang yang tinggal sangat jauh darinya, dan dia dapat melakukannya di depan ratusan orang yang duduk di sekitarnya. Bagaimana dia mengirim pesan kepada seseorang yang berjarak 3 atau 4 jam perjalanan dengan mobil? Wali itu cukup mengangkat sabuknya, meletakkannya di dekat telinganya dan berkata, “Hallo? Bapak Anu dan Anu dan seterusnya, datanglah, kami menanti kedatanganmu!” Setelah tiga atau empat jam kemudian, mereka mengetuk pintu lalu masuk dan berkata kepada orang-orang bahwa dia telah menerima panggilan dari Syaikh agar datang ke tempat itu.
Banyak sekali hal yang dapat dilakukan para Wali, sebab ego mereka berada dalam kendali mereka. Bila roh bisa mengontrol ego, kalian dapat melakukan apa saja, tetapi sebaliknya bila ego yang menguasai roh, kalian tidak bisa melakukan apa-apa. Kalian harus selalu menjadi tempat sampah bagi ummat manusia. Jangan takut untuk menanggung beban mereka. Ambil dan lakukanlah. Jika kalian mengambilnya, Allah I akan memberimu kekuatan yang lebih banyak. Jika kalian tidak mau menanggung beban mereka, kalian tidak akan mempunyai cahaya dalam hati. Kalian harus menjadi orang yang mau menanggung beban. Ada seorang Wali yang berdo’a kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku! Jadikanlah tubuhku seluas neraka-Mu, dan masukkan diriku sendiri ke dalamnya, dan biarkan semua orang berada di luar.
Aku mengorbankan diriku untuk keuntungan hamba-hamba-Mu yang tidak bersalah. Mereka tidak bersalah sebab mereka mempunyai ego yang membebani mereka. Jika mereka tidak mempunyai ego, mereka semua akan seperti malaikat. Setiap orang mempunyai ego. Egolah yang mengendalikan dirimu dan membuatmu berkelakuan buruk. Kalian semua harus menjadi contoh bagi masyarakat luar agar orang-orang berdatangan ke dalam asosiasi kita setelah mereka melihatmu dan menghargai sikap dan tingkah lakumu yang baik. Bila mereka melihat kalian bersikap buruk, bagaimana mereka akan datang ke dalam asosiasi ini? Mereka tidak akan datang. Bagaimana mendapatkan perilaku yang baik? Yaitu dengan meninggalkan perangai buruk dan amarah. Jangan tunjukkan kemarahanmu, baik di rumah maupun di luar rumahmu.
Jangan hiraukan bila istrimu berteriak kepadamu. Biarkan dia teriak, apa yang akan terjadi? Pada akhirnya, dia akan kelelahan dan berhenti sendiri. Begitu dengan pria—untuk mereka kita harus menggunakan ekspresi yang lain daripada ‘teriak’, karena mereka kan laki-laki! Kalian akan menggonggong dan istrimu tidak menghiraukanmu, sehingga kalian akan merasa muak dan berhenti sendiri. Tetapi setan tidak pernah membiarkan orang marah kecuali yang lain juga marah, sehingga mereka saling berkelahi. Oleh karena itu bila salah seorang berteriak, maka yang lain tidak perlu mendengarkan. Ini juga harus diterapkan di masyarakat luas. Berusahalah untuk meredam kemarahanmu.
Suatu hari Saya bersama Maulana Syaikh Nazhim k di Madinah. Di masa itu, Maulana Syaikh Nazhim k biasa membawa rombongan haji dari Siprus. Beliau mengajak mereka ke pasar untuk membeli tasbih. Setelah mereka membeli tasbih, Maulana juga meminta sebuah tasbih untuk dirinya sendiri. Pedagang itu menunjukkan beberapa tasbih kepadanya, lalu Maulana berkata, “Lupakan saja, kamu bisa memberi potongan harga untuk Saya.” Pedagang itu tidak mengeluarkan satu umpatan pun kepada Maulana, Maulana bahkan tidak membuka mulutnya. Beliau menjaga agar amarahnya tidak keluar. Kemudian setelah beliau pergi ke jalan, kami melihat seseorang mendatangi Syaikh dengan tasbih yang identik di tangannya. Dia memberikannya kepada Syaikh dengan mengatakan, “Ini hadiah dari Saya,” tak seorang pun yang tahu siapa dia dan dari mana asalnya, dia lalu menghilang secepat dia muncul.
Bila kalian menjaga amarahmu, Allah I akan memberi pahala kepadamu. Jangan mencoba mendapatkan hakmu dengan cara memaksa. Allah I berfirman dalam al-Qur’an, “Fa man ‘afa wa aslaha, fa ajruhu ‘alallaah” (as-Syura 40), “Barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka dia akan mendapat pahala dari Allah I.” Ini lebih baik daripada kalian mengambil hakmu dengan tanganmu sendiri—lewat pengadilan, misalnya.
Persiapkan dirimu, ini adalah bulan Rajab, jangan meninggalkan satu shalat pun. Jika kalian melewati shalat di siang hari usahakan untuk mengerjakannya di malam hari ketika kalian sudah tiba di rumah sebelum tidur. Cobalah untuk mengucapkan “Allah” dalam hatimu 1.500 kali sehari. Jika kalian lebih suka mengucapkannya dengan lidah, lakukanlah dengan cara itu. Ucapkan juga “Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadiw wa ‘alaa aali Muhammadiw wa sallim” 100 kali sehari. Insya Allah ini akan memberimu kekuatan di bulan Rajab dan mempersiapkan dirimu di bulan Sya’ban, di mana ada tugas lain yang akan kita bahas di kemudian hari, insya Allah.
Seluruh Wali menunggu kedatangan Imam Mahdi u dan Nabi ‘Isa u di bulan ini. Seluruh Wali menanti untuk mengetahuinya, dan sebagian besar pengikut mereka akan diberitahu mengenai hal ini pada tanggal 15 Sya’ban. Setiap orang harus mempersiapkan diri mereka untuk peristiwa besar di dunia ini. Komunisme sudah berakhir, setiap orang berpihak kepada Amerika. Mereka berpikir bahwa tidak akan ada lagi perang di dunia ini, perdamaian akan terjadi di mana-mana. Tiba-tiba seseorang yang gila datang dan menekan tombol, lalu dimulailah Perang Dunia Ketiga. Segera setelah peristiwa ini terjadi, Imam Mahdi as akan datang, kemudian Nabi ‘Isa as turun dari surga.
Ibadah Haji pada tahun terakhir ini adalah salah satu ibadah haji terbesar yang dilaksanakan di abad ini. Imam Mahdi u berada di sana, begitu pula dengan 124.000 Wali dan 124.000 Rasul di berkumpul di Padang ‘Arafah. Oleh sebab itu persiapkan dirimu untuk suatu peristiwa besar yang akan segera muncul di permukaan bumi. Jangan berpikir bahwa dunia ini akan berlangsung lama dan kita masih memiliki tahun-tahun yang panjang di depan kita. Kita sudah sangat dekat dengan akhir dunia ini dan segera menuju ke Akhirat.
Kita tidak akan memandang ibadah orang lain dengan sikap tidak setuju, kita hanyalah sebuah kelompok yang mengharapkan kedatangan Imam Mahdi u dan Nabi ‘Isa u dengan segera. Kita berada di jalur yang benar. Kita telah bertemu mereka. Kita telah mengambil bay’at dari mereka dan menerima mereka baik secara fisik maupun spiritual melalui kekuatan Grandsyaikh. Apa yang Saya katakan kepada kalian adalah menurut pandangan spiritual yang nyata, tidak samar atau berbayangan. Imam Mahdi u dan Nabi ‘Isa u berada di antara kalian. Setiap asosiasi, baik di sini maupun di Chicago atau Montreal, New York dan New Meksiko, diselenggarakan atas nama Guru kita yang berhubungan langsung dengan Imam Mahdi u dan Nabi ‘Isa u. Imam Mahdi as dan Nabi ‘Isa as pasti hadir dalam semua pertemuan itu, paling tidak untuk melihat kalian, kemudian pergi. Kadang-kadang mereka ikut duduk, kadang-kadang mereka hanya melihat lalu pergi, dan kadang mereka melihat dari tempat di mana mereka berada.
Asosiasi ini adalah satu-satunya asosiasi di dunia yang didukung oleh Imam Mahdi as dan Nabi ‘Isa as, tidak hanya di Amerika tetapi di semua tempat di mana asosiasi ini diselenggarakan atas nama mereka. Tempat-tempat lain di mana orang berkumpul bersama—baik di sinagoga, gereja, atau kelompok Sufi yang lain—tidak dapat memperoleh cahaya seperti yang kalian dapatkan dalam asosiasi ini. Kalian akan melihat diri kalian dalam jumlah yang kecil karena bintang yang bersinar tidak banyak jumlahnya, dan kalian akan menjadi bintang dalam kegelapan malam bagi ummat manusia. Itulah sebabnya Maulana Syaikh Nazhim mempersiapkan dirimu dan itulah sebabnya beliau mengirim kita ke abad ini, yaitu untuk membangunkan orang-orang di abad ini dan memperingatkan mereka untuk melihat ke depan kepada Imam Mahdi as dan Nabi ‘Isa as.
Insya Allah, beberapa di antara kalian akan menerima bay’at dari mereka berdua di dalam mimpimu. Hal ini memerlukan beberapa kemajuan dalam dirimu, yaitu dalam membaca wirid yang diberikan oleh Maulana Syaikh Nazhim tanpa meninggalkannya satu malam pun. Setelah itu insya Allah, kalian akan bertemu dengan mereka secara fisik, dan kita memohon kepada Allah I agar hal itu akan segera terjadi.
Wa min Allah at Tawfiq
wassalam, arief hamdani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment