Friday, December 16, 2005

Bagi Mereka yang Menyangkal Thariqat

Bagian 35.
Bagi Mereka yang Menyangkal Thariqat
Maulana Syaikh Muhammad Nazhim Adil al-Haqqani
dalam Mercy Oceans (Book Two)

Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani memperingatkan kita terhadap satu hal yang sangat penting. Syah Naqsyband pilar utama thariqat Naqsybandi memberi nasihat kepada khalifahnya, Syaikh Ala¡¦ud-Din al-Bukhari, “Jangan dengarkan orang terpelajar yang menyangkal thariqat. Jika engkau mendengarnya, maka selama tiga hari Setan akan mengendalikan dirimu. Jika engkau tidak bertaubat dalam tiga hari, dia akan menguasai orang itu selama 40 hari, dan jika tidak bertaubat dalam 40 hari, engkau akan menerima kutukan selama 1 tahun."

Kini di masa kita, banyak sekali orang yang menyangkal thariqat. Tinggalkan mereka, jangan berargumen dengan mereka. Mereka seperti Abu Jahal, Rasulullah berkata kepadanya, tetapi dia tidak menerimanya. Kita tidak lebih kuat daripada Rasulullah saw.

Wasiat dari wali Allah, Ibn Athaillah Al-Sakandari al-Syadzili Pengarang Kitab Masyhur Al-Hikam, (wafat Iskandariyah, Mesir, 709H / 1309M) : “Janganlah engkau duduk bersama orang yang sering mengecam wali Allah dan dengan orang yang senang kalau mereka dikritik. Sebab, dengan begitu kedudukanmu akan jatuh dalam pandangan Allah dan engkau akan mendapat murka-Nya. Berusahalah untuk tidak mengejek seseorang, menentangnya, membandingkan antara keadaanmu dan keadaannya, serta menyamakan amalmu dan amalnya”.

Tetapi, kembalikanlah pada Al Qur'an dan Sunnah. Mereka [wali Allah] adalah orang-orang yang telah duduk bersama Allah dengan benar-benar tulus, ikhlas, disertai kedekatan (muraqabah). Mereka serahkan kendali mereka kepada Allah dan mereka campakkan diri mereka secara pasrah di hadapan-Nya. Mereka tak mau membela diri karena malu kepada Tuhan. Oleh karena itu, Dia-lah yang akan memerangi setiap orang yang memerangi mereka dan Dia-lah yang akan mengalahkan setiap orang yang mengalahkan mereka.

Allah swt telah menguji para wali-Nya lewat manusia, terutama lewat orang-orang berilmu. Karenanya, jarang sekali engkau temukan ada orang yang Allah lapangkan dadanya untuk mengakui sosok wali Allah. Justru sebaliknya seringkali ia berkata, “Benar para wali Allah memang ada. Tapi, dimana mereka?”. Ketika disebutkan nama tertentu, dengan serta merta ia menolak keistimewaan yang Allah berikan pada sang wali tersebut. Lidah orang itu fasih ber-argumen, tetapi jauh dari kejujuran. Jauhilah orang semacam itu. Dan larilah darinya seperti larinya orang yang dikejar harimau”

Wa min Allah at Tawfiq

No comments: