Thursday, October 6, 2005

Sendirian Kita Diciptakan

Sheikh Nazim Al-Qubrusi Al-Haqqani

Audhu bil-Lahi min ash-shaytan ar-rajim. Bismillah hir-Rahman ar-Rahim was-salaat was-Salaam 'ala RasulAllah wa 'ala Alihi wa Sahbihi ajmaeen

Meded ya Rija'ullah. Destur ya Sultan al Awliya.

Ketahuilah bahwa kita diciptakan sendirian. Melalui kandungan ibu, kita terlahir sendirian. Kalian mengira tidak sendirian ketika duduk bersama yang lain di sini, namun sebenarnya kita sendirian, setiap orang bersama dirinya sendiri. Saat kalian bekerja, kalian sendirian. Saat kalian makan, kalian sendirian. Saat kalian tidur, kalianpun sendirian. Saat kalian sakit, kalian sendiri. Bahkan bila kalian sedang bersama ratusan orang, kalian masih sendirian diantara mereka. Tidak ada yang bersama kalian, sekarat dan matipun kalian sendiri.

Mereka katakan : “Dia sendirian…di dalam peti matinya dan dimakamkan...sendiri di kuburannya.” Inilah poin pentingnya, karena kebanyakan orang-orang tidak peduli akan kenyataan ini. Jangan katakan : "Aku dengan istriku, aku bersama anak-anakku.” Bila kalian sedang sehat dan makmur, kalian mengira tidak sedang sendiri. Namun bila berbagai musibah terjadi, baik pada bisnis atau kesehatan, maka kita pun sadar bahwa kita sedang sendirian. Suami-suami tak mampu bersama dengan istri-istri mereka, begitupun sebaliknya. Jika kemakmuran telah sirna, bisa jadi orang-orangpun menjauhi kita. Mereka pun mengatakan : “Ayo kita bawa dia ke rumah sakit atau panti jompo. Disana banyak yang sebaya, maka dia akan senang dan kita tak perlu terbebani lagi.” Mereka juga mengatakan : “Tak ada lagi yang tersisa pada orang itu, ayo kita tinggalkan dia.”
Kesendirian menjadi semakin nyata, apalagi pada orang yang tak beriman. Saat tiba di panti jompo, dia akan melihat-lihat dan bertanya :

”Siapa kalian ?”
Lalu dijawab : “Namaku fulan.”
“Kamu punya anak-anak ?“
“Ya, dulu.”
“Masih hidup ?”
“Ya.”
“Lalu dimana mereka ?”
"Di rumah. Mereka membawaku kesini..sekarang aku sendirian.”

Itulah akibat dari materialisme, atheisme, humanisme, sosialisme ataupun feminisme. Hal-hal tersebut membawa kita ke titik itu. Ide-ide yang salah, ajaran-ajaran setan. Namun ajaran surgawi memerintahkan hal berikut : “Wahai hamba-hambaKu ! Perlakukan orang tua kalian dengan lebih baik, anak-anak kalian, tetangga dan juga pada umat manusia.” Itulah cara Islam. Namun anti Islam mengatakan sebaliknya, batil dan salah jalan. Hanya Islam yang membawa kebaikan bagi orang-orang, mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita memperlakukan sesama.

Ajaran-ajaran setan selalu melawan ajaran-ajaran surgawi, mereka baru tersadar saat kematian akan menjemput. Mereka mempunyai anak dan cucu-cucu, namun tak seorangpun yang memperhatikannya. Mereka menipu ayah ibunya dengan memberikan “ Hari Ibu” – dimana mereka akan membawakan bunga dan mengatakan “Ma, ini harimu.”
Sekali setahun, mereka mendatangi ibu dan ayahnya. Itulah peradaban mereka. Dan Islam mengatakan, “ Jagalah orang tua kalian – hormati mereka, karena Aku ( Allah ) memberikan berkah pada mereka.” Allah juga mengatakan : "Berkah-Ku pada orang-orang yang telah renta.” Jagalah mereka di rumah-rumah kalian, maka berkah-Ku tercurah pada kalian juga. Dan jika kalian menjauhkan mereka, maka berkah itupun akan terputus. Mungkin keluarga kalian tidak akan di berkahi. Masalah-masalah keluargapun akan bermunculan.” Tapi setan mengajarkan : “Tidak! keluarkan mereka, hanya ada orang-orang muda disini.”

Saat ini orang-orang muslimpun meniru ajaran-ajaran itu dari orang-orang Eropa dan Barat. Mereka segera membawa orang tuanya yang sakit menuju rumah sakit dengan ambulan, agar tidak meninggal di dalam rumahnya. Anak-anakpun bahkan tak mampu menanggung 2 jam waktu bersama orang tuanya yang akan meninggal. Katanya,” Tidak baik bila seseorang meninggal di rumah, biarkan mereka di rumah sakit dan langsung di makamkan.” Itukah peradaban ?

Kutukan-kutukan datang pada peradaban semacam itu, 70 kali lipat pada yang mengatakan itulah peradaban. Kemanusiaan telah punah, yang ada hanya robot, tanpa perasaan, tak ada keramahan pada sesama. Orang-orang tua tersadar bahwa mereka sendirian saat keluarga mereka sendiri memaksanya untuk beranjak dari tempat tidur. Mereka menangis dan meronta-ronta saat dipaksa pindah ke tempat-tempat aneh sampai ajal menjemput.

Itulah mengapa Rahmat Allah terputus dari surga. Rahmat hanya datang beberapa tetes bagi beberapa umat karena alasan tertentu. Bukan lagi datang secara umum, namun hanya pada beberapa orang dan tempat-tempat tertentu saja. Jika mereka tidak merasa kasihan terhadap orangtua sendiri dan kerabat, bagaimana kepada orang-orang dan bangsa-bangsa lain ? Jika mereka tidak mengurusi yang lemah, percayakah kalian kalau mereka mempunyai hati pada yang lain ? hati mereka kosong akan rahmat Allah. Hati mereka keras seperti batu dan tak ada yang bisa memasukinya. Tunggulah tanda-tanda balasan dari Allah.

Dalam tiga atau empat bulan ini saya mendengar,” Banjir ! Banjir ! Banjir !.” Hujan datang menyambar ratusan rumah dan orang-orang juga ladang-ladang sumber pangan mereka. Itulah akibat dari hilangnya rasa kasihan pada kaum lemah, Allah menghukum mereka. Eropa mengklaim bahwa mereka kaum beradab, juga Amerika. Namun mereka juga kebanjiran disaat musim panas. Semuanya tersapu oleh banjir. Sungai-sungai melampaui jembatan dan merusak semuanya. Ratusan orang tenggelam, padahal mereka hanya mengatakan hanya 25 yang meninggal. Salah ! Ratusan manusia, ratusan ternak juga bangunan-bangunan kuno serta koleksi-koleksi furniture, buku-buku dan lain-lain yang mereka jaga ratusan tahun. Itu bukan sebuah tanda dari rahmat, kepuasan atau ridha dari Allah. Itu artinya Allah marah pada mereka, khususnya orang-orang Eropa.

Mereka bilang semuanya adalah karena bencana alam. Bukan, itu semua dari sisi Tuhan. Semoga Allah mengampuni kita semua dan memberkahi kalian.

Bi hurmatil Habib, bi hurmatil Surah al-Fatihah!

No comments: