Monday, July 16, 2007

Rajab, Tingkatan Para Wali

Rajab, Tingkatan Para Wali
Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani
Jakarta , 2 September 2004
Dari www.mevlanasufi.bvlogspot.com Bulan Juni 2004


Bismillah hirRohman nirRohim

Rajab adalah bulannya Allah swt, Sya'ban bulan Nabi Muhammad saw dan Ramadan adalah bulan umatku, demikian dikatakan Nabi saw. Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram, dimana Allah swt melarang hambaNya berperang, berkelahi, atau membunuh apapun. Rajab adalah bulan dimana Allah swt memanggil Nabi saw kehadiratNya. Oleh karena bulan Rajab adalah demikian penting, dimana Allah menurunkan RahmatNya pada kita semua. Allah adalah Al-Rahman, Allah Yang Maha Pengasih. Al-Rahman adalah juga bermakna bahwa segala sesuatu di alam semesta tercipta dari NamaNya Al-Rahman . Ketahuilah dari sifat al-Rahman tersebut, Allah menciptakan semua makhluk , surga dan dunia, untuk seluruh manusia.

Kuciptakan semua ini untuk hambaNYA dan seluruh ciptaannya dibawah kontrol manusia. Dari sifat ar Rahman Allah memanggil Nabi saw kehadiratNya dan menghisasi dengan namaNya yang Indah dan mengirimkan kembali Rasulullah saw ke dunia untuk membimbing umatnya. Inilah tanda bahwa Allah swt mencintai kita semua. Ketika Nabi saw melaksanakan perjalanan ke Allah swt, ia telah meliputi beliau dengan namaNya. Hanya Allah yang mengetahui berapa lama Nabi saw berada di hadiratNya. Ketika Isra Miraj tersebut kita mengetahui bahwa Nabi saw hanya berjarak dua tangan dihadapan Allah swt, dan ketika Allah mengirimkan kembali Nabi saw kedunia Allah menghiasinya dengan Nama al-Rauf, Yang Maha Pengasih.

Sebagaimana sabda Nabi saw, “aku adalah Qasim aku adalah Mahi, ini adalah atribut-atribut beliau sebagaimana Allah memberikan atribut tersebut kepada kekasihNya. Olah karenanya Nabi saw memiliki sifat menyayangi dan memaafkan. Nama al Qasim hanya untuk Nabi saw, tak seorangpun boleh memakai nama tersebut.
Al Qasim sebagaimana atribut Allah yang diberikan kepada Nabi saw, dan hanya Nabi yang memiliki otoritas untuk memakai nama itu, dimana dengan nama itu Rasulullah saw menjalankan otoritasnya untuk membagi rahmahNya kepada alam semesta. Seperti kita saat ini menjalankan aktifitas adalah semata-mata berasal dari rahmah Allah yang dibagikan oleh Nabi saw.

Al Mahi, Yang Maha Menghapus, Allah memberikan dari sifat tersebut kepada Rasulullah saw untuk menghapuskan dosa-dosa kita melalui syafaat yang diberikan Allah kepada Nabi saw. Beliau mengambil dosa kita, seperti Allah juga juga merubah kita dari sakit menjadi sembuh. Saya adalah Taa Haa,” Kami tidak menurunkan Qur’an kepadamu agar menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepadaKu” . “Taahaa maa anzalnaa alaikal Qur’ana li tasiqaa”.

Ya Muhammad apa arti dibalik nama Taa dan haa. Hanya Allah dan Muhammad saw yang mengetahuinya, kalau Nabi saw tahu maka awliya juga diberikan Nabi pengetahuan tentangnya. Kami telah menurunkan Al – Qur’an bukan untuk menjadi beban atau memberikan kesulitan kepadamu tetapi untuk mengingatKu, untuk menjadi hambaKu, untuk berdoa kepadaKu, untuk membersihkan hambaKu dan sebagai Cahaya dalam hati mereka.

Allah swt mengirimkan Qur’an untuk menyiapkan umat, kenapa Allah memanggil Nabi saw pada tanggal 27 Rajab, untuk Isra Miraj dan Allah menurunkan Lailatul Qadar, 27 Ramadhan, ada rahasia dibalik tanggal tersebut. Kenapa tidak diturunkan pada tgl 25 atau 23 ? Lailatul Qadr 27 Ramadan, tetapi Isra Miraj 27 Rajab adalah sesuatu yg tetap. Kita berpuasa pada 27 Rajab . Setiap kita melewati 27 Rajab atau 27 Ramadan hati kita senang tetapi kita tak pernah bertanya?. Awliya bertanya mengapa Ya Allah apa Rahasia dibalik tgl 27 tersebut. Dan Allah memberi jawaban kepada malaikat melalui Nabi saw. “Setelah 27 adalah 28, dan alpabet islam total berjumlah 28 huruf, dimana huruf ke 28 adalah Ya”. Artinya malam 27 Allah membawa Nabi saw untuk Isra Miraj dan untuk memempersiapkan beliau untuk malam 28. Huruf ke 28 adalah huruf terakhir, yaitu Ya berasal dari nama Nabi saw Yasin, atributnya yang paling istimewa.

Alif huruf pertama dalam abjad merupakan symbol awal, Nama Allah diawali alif, dari Alif hingga Ya, Aku siapkan engkau Nabi saw, untuk ke - 28 samudera ilmu Pengetahuan Allah swt. Allah memakaikan baju Ilmu Allah kepada Nabi saw. Sesuatu yang berasal dari akhirat dimulai Alif, Islam dimulai dari huruf alif, Ihsan diawali alif, Iman diawali alif. Sedangkan Muhammad maka huruf pertama adalah mim. Islam diawali alif menjadi Muslim yang diawali mim, Iman diawali alif menjadi Mukmin diawali mim, maka antara alif dan mim adalah transisi area dimana Allah mempersiapkan Nabi saw.

Huruf terakhir Ya adalah nama awal Nabi Yasin. Yasin adalkah kalbu Quran artinya Intisari Qur’an , ketika manusia mati mereka membacakan surah Yasin (akhir huruf dalam abjad islam dan akhir kehidupan dibacakan Yasin). Allah berikan rahasia setiap huruf dari surat Yasin tersebut, didalam setiap huruf Quran berarti lebih dari 500 000 makna. Setiap alif bisa berarti berbagai macam makna sesuai tempatnya. Setiap huruf didalmnya mempunyai arti-arti sendiri, setiap huruf seperti cahaya ilmu pengetahuan.

Tak semua hambaNya mengetahui rahasia ilmu tersebut, seperti perumpamaan bahwa Ilmu Nabi saw tak setetespun dari Samudera Ilmu Pengetahuan Allah swt, dan ilmu Sahabat dibanding Nabi saw seperti setetes dari samudera ilmu Nabi dan ilmu Awliya dibanding sahabah seperti setetes dari ilmu sahabah, demikian pula ilmu ulama dibanding ilmu Awliya seperti setetes dari samudera ilmu Awliya Allah.
Kita mengetahui bahwa ilmu kita sangatlah sedikit, kita tak mengetahui hal itu semua, tetapi tetap saja kita arogan bahwa kita orang yang berilmu, congkak. Kita merasa diri kita orang penting, kita ingin orang mengetahui kita orang yang berilmu. Lebih baik bagimu, kau duduk disudut menghinakan diri dan merasa tak mengetahui apapun.

Jangan membanggakan dirimu dihadapan orang lain, karena ketika kau banggakan dirimu, maka iblis segera masuk kedalam dirimu. Nabi saw adalah manusia yang sangat merendahkan dan menghinakan diri dihadapan Allah swt, hingga Allah mengangkat derajat Nabi saw. Jika kita rendah hati maka Allah akan kirimkan kepada orang tersebut hamba-hamba nya yang terbaik para wali Allah untuk membimbingnya. Tetapi kepada hambanya yang arogan, takabur Allah pun mengirimkan orang-orangnya juga, banyak dari segi kwantitas , tetapi ini hanyalah jumlah bukan hambaNya yang memiliki kwalitas terbaik, para Wali-waliNya. Kita boleh berbangga karena kita mencintai Rasulullah saw, kita boleh bangga karena kita Islam, tapi kita tidak boleh berbangga karena amal kita.

Amal yang kita banggakan akan kembali kepada kita bila kita menyombongkan amal dihadapan orang lain atau dihadapNya. Seperti juga kita tahu nama-nama hewan , seperti keledai atau singa. Maka seperti Singa, ia memiliki ribuan nama yang sama, di Inggris disebut Lion, di Perancis Leon, ada berapa banyak bahasa didunia ini?, bila di Cina saja ada ribuan bahasa. Maka singapun memiliki begitu banyak nama. Begitu pula siapa namamu??!!, ketika orang menanyakan nama kita kita membuka KTP, Kartu nama, Oo..Sunarto, Suharto, Bambang. Kita bahkan kadang tak tahu siapa yang memberikan nama kita, siapa yang memberikan namamu, kita tak tahu nama kita sesungguhnya, hanya Allah yang tahu nama kita sebenarnya. Allah memberikan nama hanya kepada Muhammad saw dan Nabi-Nabi yang tercantum didalam Al-Quran. Tetapi kita tak punya nama dan identitas itu.

Nama kita hanya berasal dari orang tua kita. Kita tak memiliki kejelasan status kita didunia ini, kita tak memiliki nama, kita nothing, tetapi tetap saja sombong dan membanggakan diri dihadapan mahluk maupun dihadapanNya. “Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya”, bahkan saat inipun kita tak tahu apa nama kita. Mereka pikir diri mereka ulama, suyukh, politisi. Wahai manusia letakkan dirimu serendah mungkin, janganlah sombong dihadapan mahlukNya bahkan dihadapan Allah. Bila kita meletakkan diri kita serendah mungkin maka Allah akan mengangkat derajat kita. Ketika Allah membuka hati hamba tersebut, maka hamba tersebut menjadi Awliya Allah, maka pada saat itu Allah memberikan rahmatNya pada para waliNya. WaliNya tak pernah bersedih hati.

Jika kita berniat mencari wali Allah, maka kita pasti akan menemukan mereka. Mereka bisa datang melalui mimpi, atau melalui berbagai cara lain, tetapi kita harus mulai dengan niat untuk menemui mereka, dan ketika Awliya berada dihadapan kita jangan lepaskan kesempatan itu. Saya hanya seperti kalian, saya bukan wali, sayapun mencari wali, saya tak pernah mengatakan diri saya seorang wali “hasha!”. Saya memang berada dipintu sorang wali, Mawlana Syaikh Nazim. Saya nothing, selama 55 tahun saya mengikuti seorang wali besar, Sulthanul Awliya Shaykh Nazim, beliaulah yang membawa kita semua kepada hadirat Nabi saw. Ilmu yang saya berikan kepada kalian, berasal dari beliau. Mata tak mungkin berada diatas alis, tak pernah!!. Dialah Shaykh Nazim pembimbing kita semua, Shaykh kita semua, Sulthan untuk kita semua.

Kita semua adalah murid beliau. Jika dia inginkan membuka hati kita untuk berbicara maka beliau akan memberikan otoritasnya kepada hati kita dan kita bisa berbicara. Setiap orang senang mendapat buah-buahan yang segar mereka tak suka buah yang busuk, buah yang tak segar. Awliya Allah selalu mendapatkan buah yang segar untuk kalian, karena hati awliya selalu tersambung kepada para sahabat, Abu Bakar as Sidiq ra, Ali bin abi Thalib ra, dan mereka mendapatkannya dari kalbu Rasulullah saw.

Dengan kerendah hatian para Awliya, maka Allah memberikan mereka ilmu untuk membimbing dan mengoreksi umat. Mereka tak perlu mempersiapkan makalah untuk berbicara dihadapan orang-orang, makalah untuk orang biasa, sedang ilmu awliya berasal langsung dari Nabi saw. Makalah ulama, profesor tidaklah seperti buah yang segar tidak baru, sedangkan yang disampaikan awliya adalah informasi yang masih segar yang berasal dari Shaykhnya dan itu semua berasal dari kalbu Rasululah saw.

Dengan jalan itu mereka selalu menerima informasi yang segar yang disampaikan kepada kita, informasi yang berguna untuk memenuhi kebutuhan saat itu juga. Shaykh kita begitu banyak mempunyai wakil-wakil yang diberikan otoritas untuk menyampaikan hal tsb. Allah memiliki 124 000 wali, setiap Wali memiliki level yang berbeda, dari terendah hingga tertinggi. Semua wali dari yang terendah hingga tertinggi mampu melihat cahaya Rasulullah saw, Cahaya itu bersinar begitu terangnya. Cahaya itu selalu kontinyu mengalir ke kalbu awliya seperti air terjun. Jangan engkau bayangkan warna cahaya hanya 20 warna saja, tetapi bisa berjuta-juta warna.

Setiap wali melihat cahaya warna yang berbeda sesuai levelnya masing-masing. Kadang ada wali yang tingkatan terendah hanya bisa menangkap dua warna biru dan merah saja, sementara yang lain hanya kuning dan hijau saja. Tetapi sebenarnya diantara dua cahaya tersebut ada berjuta-juta warna lainnya. Awliya, ketika melihat hati Nabi saw mereka melihat cahaya. Tetapi the Highest level Awliya, Wali yang memiliki tingkatan tertinggi dapat melihat jutaan cahaya, tetapi Iapun sangat redah hatinya. Karena kerendah hatiannya itu ia tak mengatakan jutaan warna, jutaan informasi yang ia dapatkan dari kalbu Rasulullah saw. Dia bisa melihat dan menyampaikan, dia bisa mengambil ilmu tersembunyi dari hati Nabi saw. Disetiap jutaan waktu akan terjadi jutaan cahaya yang berbeda, begitu pula jutaan informasi yang berbeda.

Setiap wali diberi anugerah yang berbeda-beda, setiap dari mereka meskipun levelnya berbeda tetapi memiliki penampilan yang sama. Sehingga kadang mereka yang dilevel terendah menyangka dirinya sama. Wali dilevel tertinggi atau terendah bisa menyerap informasi dari kalbu Rasulullah saw untuk disampaikan kepada kita semua. Dari wali tertinggi yang memiliki jutaan cahaya, maupun yang yang terendah yang hanya mampu menangkap satu atau 2 warna, penampilan mereka sama. Setiapa wali bisa saja punya 1000 wakil untuk menyampaikan informasi dari kalbu Nabi saw . Meskipun demikian setiap wali memiliki cahaya berbeda-beda, bisa saja wali di area ini hanya lihat warna merah, yang lain biru dll. Tetapi mereka kelihatan sama tapi sebenanrnya mereka berbeda. Mereka mengira dirinya sama dengan wali yang lain, tetapi wali yang lebih tinggi diatas mereka dapat mengetahui posisi mereka dimana.

Setiap wali mempunyai kemampuan yang berbeda, untuk menyampaikan. Meskipun demikian dihadapan Shaykh Nazim mereka tampak sama, tetapi Shaykh mengetahui kemampuan mereka, jadi jangan kita mencampurkan mereka seolah sama padahal mereka memiliki kemampuan yang berbeda satu sama lain sesuai level masing-masing. Kemampuan ilmu itu berasal dari Kalbu Mawlana Shaykh Nazim, Sulthan kita. Mawlana Syaikh mengatakan bahwa 27 Rajab akan ada pembukaan yang besar datang kepada umat. Setiap Tirani , penguasa yang dzalim akan kalah. Bukan hanya Tiran dari non muslim tetapi dari seluruh mahlukNya non muslim maupun tiran muslim akan kalah, akan musnah, dan orang yang diberi ampunan akan menggantikan tempat mereka.

Pembukaan ini dimulai pada 27 Rajab, dan pada 15 Syaban seluruh umat akan mengetahui informasi ini. Siapapun yang menggunakan Islam untuk keuntungan mereka, akan dibersihkan satu persatu untuk kemunculan Sayyidina Imam Mahdi as, tidak akan ada penundaan lagi . Penderitaan umat telah sangat berat. Dari informasi melalui kalbu Shaykh Nazim, maka bulan Rajab ini adalah waktu yang sangat penting, Awliya Allah menerima informasi bahwa 27 rajab akan dimulai penghancuran terhadap tirani tersebut.

Bisa saja ada kejadian-kejadian yang sangat luar biasa besar dihadapan kita, kejadian yang tak pernah diperkirakan kita semua. Dan pada 15 Syaban umat akan menerima informasi apa yang sedang terjadi. Era ini adalah era Imam Mahdi as, banyak ulama yang mengatas namakan agama untuk kepentingan politik mereka akan dihancurkan satu persatu, setahap demi setahap. Bulan Rajab adalah pembalasan kepada tirani tersebut. Berbahagialah khususnya mereka yang telah melaksanakan khalwat. Mereka seperti bintang yang bersinar, dan menjadi yang baik diantara kita, peganglah tangan mereka.

Wa min Allah at Taufiq
Wassalam, arief hamdani

No comments: