Tuesday, January 24, 2006

Dunia Islam telah kehilangan Pedang Kekuatan Langit-nya - di manakah pedang itu kini berada?

Sohbet Mawlana Shaykh Muhammad Nazim 'Adil Al-Haqqani An-Naqshbandi
Lefke, Cyprus 15 Januari 2006
Suhbat saat kunjungan Shehzade Salim Effendi, keturunan Sultan Abdul Hamid Khan

A´udhu bi-Llahi mina shaytâni rajîm. Bismillahi r-Rahmani r-RahimLa hawla wa la quwatta illa bi-Llahi -l 'Aliyu -l 'Azim.

Dengan nama Allah Ta'ala Yang Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Tak ada tuhan selain Allah! Hanya Allah! Dialah Tuhan kita, Tuhan sekalian alam, Tuhan seluruh ciptaan, satu-satunya Tuhan! Tuhan Yang Esa! Tak mungkin ada dzat entitas lain yang tanpa batas, karena hanya Dia-lah Sang Pencipta, tanpa awal bagi-Nya, tanpa akhir bagi-Nya, karena Wujud-Nya tak bermula dan tak berakhir- kalian mesti beriman! Kalian harus percaya dan mengimaninya! Segala sesuatu yang lainnya dapat muncul, kemudian lenyap. Segala sesuatu yang lain, jika Ia berseru: "Wujudlah!" akan muncul dan eksis. Dan jika Ia berkata, "Lenyaplah!" akan hilang dan lenyap dari eksistensinya.

Kalian mesti percaya, kalian mesti mengetahui tentang Pencipta kalian! Kalian harus beriman pada Pencipta kalian. - Madad, ya Sulthanal Awliya' - dan hal pertama yang kalian mesti percayai adalah lewat diri kalian sendiri. Kalian harus beriman dan percaya bahwa: "Diriku wujud"; Adalah suatu kewajiban untuk berkata bahwa, "Kami ada dan wujud", tapi wujud dan eksistensi kalian sama sekali berbeda dengan Wujud Sang Pencipta. Pencipta, Wujudnya tak bermula dan tak berakhir, namun bagi diri kita terdapat suatu permulaan, dan untuk setiap sesuatu yang bermula, pastilah ada akhirnya. Karena itu - kita ada dan wujud sekarang; [tapi] kita tidaklah wujud sebelum satu abad yang lalu, seratus tahun yang lalu, dan setelah seratus tahun yang akan datang tak akan ada lagi yang wujud dari orang-orang yang kini hidup di zaman ini. Kalian harus mengetahui Sifat-Sifat Ilahiah Sang Pencipta, kalian harus tahu akan Wujud Ilahiah Sang Pencipta, dan tak seorang pun dari makhluq-Nya mampu memahami makna sejati Keabadian. Wujud dan Eksistensi Tuhan kita adalah Abadi; artinya: Wujud-Nya adalah dari pra-'azali hingga pasca-abadi, itu berarti: Ia Subhanahu wa Ta'ala tak memiliki awal mula, dan tak pula memiliki akhir! Itulah pengetahuan dasar yang seluruh manusia mesti mencapainya, dan mereka harus berkata, "Tuhan kami wujud di pra-azali hingga pasca-abadi... Ia akan terus wujud dalam kekekalan-Nya dalam keabadiaan-Nya."

Sifat Abadi hanyalah bagi Diri-Nya, tidak untuk seorang pun yang lain, karena wujud ini tak akan mampu mendukung dua Pencipta, sebagaimana suatu singgasana tak akan mungkin diduduki Dua Raja atau Dua Sultan. Sebuah singgasana hanyalah bagi seseorang, dan tak mungkin dua untuk dua. Dalam agama Nasrani, mereka berkata, "Sang Raja dan Sang Ratu", duduk berdekatan di dua kursi. Tak pernah terjadi dalam dunia Kristen bahwa Sang Raja duduk dengan Ratunya dalam kursi yang sama. Kursi sang raja adalah bagi sang raja, dan kursi bagi sang ratu tak akan pernah serupa dengan kursi sang raja. Sang Ratu melambangkan kelemahan atau tak adanya kekuatan, sementara Raja melambangkan kekuatan. Karena itulah, sang Raja selalu membawa pedang, sementara Ratu tak pernah membawa pedang. Pernahkah kalian melihat sang Ratu Inggris membawa sebilah pedang? Sekalipun kini ia menjadi Ratu, tapi tak pernah memegang pedang. Tidak! Hanya Raja yang membawa pedang! Sang Raja menunggangi kudanya seperti ini.... Sementara Ratu duduk seperti ini... (menyamping).

Hal ini adalah sesuatu yang penting, kalian mesti memahaminya! Kini tengah datang berita baru. Dan Allah Ta'ala memerintahkan, sedari awal, bagi seseorang untuk memegang pedang kekuatan sebagai wakil dari Diri-Nya sendiri, wakil bagi Allah, Ia SWT menginginkan satu orang di muka bumi ini, bukan dua (atau lebih) orang. Karena itu, seluruh Dunia Islam mesti memiliki seseorang itu yang membawa sebilah pedang yang melambangkan kekuatan Samawi melalui tangannya! Pedangnya di atas pedang-pedang seluruh pembantu-pembantunya, menteri-menterinya. Pedangnya di atas seluruh pedang yang ada di Wilayah Dunia Islam; tak seorang pun boleh berdiri di depan pedangnya, pedang yang telah dikaruniakan padanya dari Aturan-Aturan Langit! Seorang Khalifah! Kini, dunia Islam tengah berada dalam kedudukannya yang paling buruk, karena mereka telah kehilangan pedang Langit yang seharusnya hanya dipegang oleh satu orang. Itulah Perintah Allah! Sedangkan Dunia Muslim kini mereka membuat pedang-pedang imitasi bagi diri mereka sendiri sambil mengatakan, "Kami memiliki kekuatan!" Tidak! Mereka tak pernah mendapat dukungan Langit! Karena itu, dunia Islam kini berada dalam kondisinya yang terburuk, kondisi yang paling lemah dan paling menyedihkan. Mereka mengutuki Amerika, mengutuki Inggris, menyumpahi Rusia, beberapa di antara mereka menyumpah-nyumpahi Cina, beberapa di antaranya ke Arab, beberapa di antaranya Turki - Nonsense! Tak masuk akal! Mereka berkata, "Kenapa Amerika datang ke Iraq? Kenapa memasukinya?" Tanyalah pada dirimu sendiri! Lihatlah bagaimana perintah Allah Ta'la! Allah Ta'ala menciptakan Iraqian, Syrian, Libanese, Jordanian, Egyptian, Lybian, Saudian, Qatarian, Shaytanian...? Mengapa kalian menyumpahi Amerika? Mengapa tak melihat dan membaca kitab suci kalian? Seseorang datang dan berkata, "Kami dari al-Qaida, kami datang untuk mengendalikan seluruh dunia!" Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya! Kalian tak dapat melakukannya, selama kalian masih melawan Aturan-Aturan Ilahiah yang memerintahkan pada kalian untuk memberikan Pedang Langit tersebut hanya pada ia yang memang pantas untuk memegang pedang tersebut. Pedang Langit tersebut, di manakah sekarang? Di mana kalian menyembunyikannya, wahai Dunia Muslim?

Mereka (Dunia Muslim) kini tengah sibuk dengan urusan lain, yaitu ketika mereka berkata, "Saat musim Hajji ini, 300 Hajji telah wafat saat mereka melempar Syaitan (jumrah)." Itulah berita yang kini tengah hangat, telah meninggal dunia 340 atau 350 orang? Apa itu?! Itu berita yang penting? Dan mereka hanya berkata, "Oh, kami hanya akan pergi mengunjungi Baitullah dan mendatangi Mina, kemudian di Mina, kami akan tinggal selama satu hari" - beberapa di antara mereka meminum Nargileh (?) ... menyalakan pula Televisi ... Berapa kali Allah SWT telah mengaruniakan pada saya untuk berada di Arafat, di zaman ketika masih dengan metode Salaf as-Salih, ketika mereka membaca Hizbul A'zam, 7 Surat yang mesti dibaca Haji dalam tenda mereka dan membaca Do'a tersebut dari awal hingga akhir. Alhamdulillah, mungkin lebih dari dua puluh kali Allah telah melimpahkan karunianya pada saya untuk berada di Arafat, dan tiap kali waktu Wuquf saya membacanya dari awal hingga akhir, selesai di saat Maghrib. Kini, orang-orang melakukan banyak hal, hal-hal yang nonsense, yang tak masuk akal, untuk melalui hari itu! Menaruh berbagai ragam Televisi, melihatnya, dan tak pernah peduli di mana mereka tengah berada dan tak mengetahui apa yang mesti mereka minta! Begitu banyak orang-orang tak berakal berkata, "Ohhh para haji mereka berdoa untuk masyarakat Iraq dan mereka memohon kasih sayang bagi orang-orang yang tertimpa gempa bumi..." Inilah luka-luka mereka! Kalian mesti meminta... [tapi] kalian tak tahu apa yang akan kalian minta. Suatu waktu seseorang mendatangi istana Sultan dan sang Sultan bertanya, "Apa yang kau inginkan?" dan jika orang itu berkata, "Wahai, Sultan, aku meminta dua karung jerami, karena untaku sedang lapar, karena itu aku minta dua karung rumput dan jerami", maka Sultan-pun berkata, "Berikan padanya dan bawa dia pergi! Ia datang padaku dan aku bertanya padanya 'Apa yang kau inginkan?' dan ia cuma meminta 'Aku ingin jerami atau rumput atau meminta seekor unta atau sebuah perahu atau dua'?" Orang macam ini, apa yang kalian pikir tentang dia? Orang gila atau orang bijak? Jika seseorang mendatangi sang Raja, sang Sultan, tak mengetahui apa yang mesti diminta, hanya jerami, ia pun hanyalah hewan! Kalian datang ke Arafat dan kalian hanya meminta, "Wahai Allah, selamatkan penduduk Iraq, dan limpahkan rahmat-Mu pada orang-orang yang tertimpa gempa bumi?" Bagaimana dengan Dunia Islam, dengan Dunia Muslim? Dan bagaimana pula dengan seluruh ummat manusia? Di manakah rasa belas kasih sayangmu bagi bagian lain dari Ummat Muslim? Mereka pun kini tengah berada dalam tekanan para tiran dan para penindas!! Mengapa kalian tak memohon, "Wahai Allah, selamatkanlah Mu'minin, orang-orang yang mengimani-Mu, Dunia Muslim dari para tiran?" Mengapa kalian tak mengatakannya? Mengapa tak memohon, "Wahai Tuhan kami, kirimkanlah bagi kami (seorang Raja)" - sebagaimana Bani Israel memohon pada Nabi mereka, mengatakan, 'Mohonlah agar Allah mengirim pada kami seorang Malik, seorang Raja, untuk mengumpulkan manusia, 'ibad wa l-bilad?' "Malikun yamliku 'ibad wa l-bilad"? Mengapa tak meminta, "Wahai Allah, kirimkan pada kami, ia yang telah Kau janjikan pada hamba-Mu yang paling Kau cintai di saat kami tengah lemah saat ini, untuk membangkitkan kembali Islam"? Mengapa kalian tak meminta! Mereka meminta untuk orang-orang Iraq, bagaimana pula dengan 1,5 milliar Muslim? Orang-orang Iraq cuma berjumlah 30 juta orang, gempa bumi yang terjadi hanya menimpa 3 atau 5 juta orang- keseluruhan mungkin cuma 40 juta orang - bagaimana dengan 1,5 milliar Muslim, yang kini mereka tengah berada di bawah sepatu para Zhalim dan para Penindas! Mengapa kalian tak meminta! Mereka tak tahu apa yang mesti mereka minta! Dan terjadilah peristiwa itu - 300 orang wafat saat melakukan jumrah, melempar batu!" Tentu saja ini meninggalkan kesan negatif di pikiran orang-orang! Lalu mereka akan takut untuk pergi melakukan Hajji, karena, "Tempat yang demikian berbahaya, kita pun bisa berada di bawah kaki orang-orang dan mati!" Bukanlah suatu berita yang baik untuk mengabarkannya dari Timur ke Barat. Jangan berkata apa pun (tentangnya, red.)! Kesalahannya adalah pada pemerintah di Saudi Arabia. Mereka berpikir bahwa polisi atau kekuatan keamanan mereka dapat mengendalikan semuanya. Kekuatan keamanan mungkin 40, 100, 200, 500, atau bahkan 1000, tapi yang datang adalah sepuluh ribu, puluhan ribu orang - apa yang dapat kalian lakukan? Mereka bukan dari besi! Mereka pun dapat terdorong pula ke tanah, dan dapat pula terbunuh! Jangan sentuh! Terlalu banyak hal sudah berubah di daerah itu. Mereka berpikir hal itu akan lebih baik bagi haji saat mereka menunaikan ibadah hajinya; tapi, mereka salah! Biarkanlah (tempat itu) seperti sebelumnya, seperti saat zaman Nabi: Orang berdatangan, melempar, dan pergi. (Tapi) kini mereka membuat jembatan-jembatan, tembok-tembok, dan lantai - untuk apa semua ini? Malah justru membuatnya semakin berbahaya! Juga Syariat Suci, Aturan Suci mengatakan bahwa wanita dan orang-orang yang lemah semestinya tak pergi! Mereka boleh mewakilkan hajinya pada orang-orang muda yang dapat bergerak dengan cepat, melempar, dan pergi! Tak perlu bagi orang-orang yang lemah dan khususnya bagi wanita! Karena itu Syari'at berkata, bagi wanita yang sendiri, tak baik untuk melakukan Hajji. Harus beserta putranya, atau saudara laki-lakinya, suaminya, atau siapa pun dari keluarganya yang dapat melindunginya! Dan kalian pun boleh melempar batu mewakilinya, lalu kalian melempar untuk diri kalian sendiri dan segera pergi berlalu - dengan begitu setengah dari beban telah hilang! Jangan pula berkata, "Saat melempar jumrah itu hanya dari permulaan setelah Zuhur hingga masuk malam." Tidak! Kita punya Empat Mazhab! Katakanlah: "Kalian dapat melempar selama 24 jam", selesailah masalahnya, karena saat ini yang menjadi masalah adalah mereka membatasinya dalam waktu yang pendek dan orang-orang pun berlarian ke situ. Buatlah agar sesuai dengan empat Mazhab: 24 jam! Setelah Maghrib, saya melihat dan menyaksikan masih banyak orang datang dan melempar (batu mereka) dengan istri-istri mereka, dengan ibunda mereka, melempar dan dengan bebas pergi! Kenapa hanya membuatnya terbatas dari Dzuhur hingga Maghrib? Jangan, buatlah seperti ini: "24 Jam kalian dapat melempar!" Jika ada yang berkata - sebagai dendanya (untuk melempar jumrah di malam hari, red.) adalah mengorbankan menyembelih seekor kambing! Menyembelih seekor kambing adalah jauh lebih mudah daripada terbunuhnya seorang manusia! Harga seorang manusia (maksudnya 'diyat', red.), jika ia terbunuh, agar sang pembunuh bebas (setelah ahli waris mau memberi maaf, red.) adalah 100 ekor unta! Sedangkan untuk jumrah ini cukup dengan seekor kambing, jika dilakukan lebih awal (sebelum Zuhur) atau lebih lambat (setelah Maghrib). Tapi dalam Fiqh berbagai Mazhab, mengatakan, beberapa di antara mereka: "Dari pagi hingga malam". Beberapa yang lain berkata, "Dari sore hari hingga malam." Beberapa berkata, "Jika tidak di siang hari, kalian boleh melakukannya di malam hari, tapi kalian mesti menyembelih seekor kambing." Mengapa mereka tidak menggunakannya (pendapat keempat Mazhhab)? (Tapi) begitulah, sekarang tak ada lagi 'Aalim, tak ada lagi orang yang akal pikirannya bekerja, habis! Tiga juta manusia - bagaimana bisa mereka semua datang dan melempar (pada saat yang sama)? Buatlah lebih mudah! Nabi - sallAllahu 'alayhi wa aalihi wasallam - bersabda, "Yassiruu wa laa tu'assiruu!" "Permudahlah, dan jangan persulit!" Tapi, tak seorang pun mengatakan apa pun, habis! Jika kalian berkata, "Kami pikir bahwa Anda salah". Tidak! Saya tidak salah, merekalah yang salah! Saya tahu apa yang saya katakan!

Semoga Allah mengampuni diri saya dan kalian semua, dan melimpahkan barakah-Nya pada kalian di hari-hari suci ini (di bulan Dzul Hijjah). Semoga Allah melimpahkan Rahmat-Nya pada ummah dari hamba-Nya yang paling Ia cintai, untuk mengirimkan pada kita seseorang yang akan memimpin kita pada jalan yang lurus dan mengumpulkan qalbu-qalbu kita pada Kecintaan Allah!

Demi kehormatan ia yang paling terhormat di Hadirat Ilahiah-Nya! Fatihah!

Wa min Allah at Tawfiq

No comments: